Di Susun Oleh:
MAULIDYA DINDA NURFIQRI
(115040176)
AKUNTANSI 1-F
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2016
TEORI EVOLUSI DARWIN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
MAULIDYA DINDA NURFIQRI
(115040176)
AKUNTANSI 1-F
JURUSAN AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SWADAYA GUNUNG JATI
2016
TEORI EVOLUSI DARWIN DALAM PERSPEKTIF ISLAM
ABSTRAK
Diskursus asal usul makhuk hidup terutama manusia hingga samapai
saat ini masih menjadi
perdebatan hanggat dan belum menemukan konklusinya. Sehingga
dengan melihat kondisi
tersebut sedikit banyak telah membuat umat manusia yang mengkaji
permasalahan tersebut
mengalami kegamangan. Berbagai macam teori ataupun gagasan
bermunculan dalam
menyatakan proses penciptaan makhluk hidup. Dikalangan umat islam,
teori evolusi telah
melahirkan beberapa pandangan dalam menafsirkan asal usul makhluk
hidup. Pandangan
terhadap teori evolusi Darwin maupun teori evolusi sintesis modern
dipengaharui cara
pandang, metode ataupun kapasitas personal dalam menilai teori
tersebut. Tujuan dari
penelitian ini ialah mengetahui konsep evolusi Darwin secara
menyeluruh dan respon umat
islam yang direpresentasikan oleh tokoh-tokohnya. Penelitian ini
tergolong penelitian
kepustakaan (library research). Sumber data menggunakan
karya-karya Darwin yang
dijadikan sebagai data primer. Dalam menganalisis data, penelitian
ini menggunakan
metode interpretasi, koherensi intern, dan deskripsi.Hasil
penelitian ini terdapat tiga arus
wacana yang berkembang dalam menafsirkan teori evolusi Darwin
yaitu; kelompok penolak
(kreasionisme), penerima (modernis) dan moderat. Teori evolusi
Darwin menjadi salah satu
faktor pemicu munculnya sains agama yang diwacanakan tokoh islam
ditengah masyarakat
islam.
Kata Kunci: teori evolusi darwin, tokoh islam dan sains
PENDAHULUAN
Evolusi merupakan salah satu teori maupun cabang dalam khasanah
ilmu
pengetahuan. Teori tersebut menyatakan terjadinya sebuah perubahan
pada makhluk hidup
atau spesies secara gradual (perlahan-lahan). Perubahan yang
dihasilkan membutuhkan waktu
yang cukup lama dalam menghasilkan spesies atau makhluk hidup yang
baru. Teori evolusi
menjadi sebuah teori yang tenar ketika dipopulerkan oleh seorang
ilmuan Inggris Chalres
Darwin (1809-1882). Teori evolusi Darwin dihasilkan dari sebuah
ekspedisi yang Darwin
lakukan pada saat pelayaran menjelajahi daratan maupun lautan
Amerika Selatan.
Namun seiring dengan perjalanan waktu teori evolusi mengalami
penyempurnaan
atau modifikasi hingga sampai saat ini. Seperti halnya teori
evolusi Darwin menjadi teori
evolusi sintesis modern. Teori tersebut hingga sampai saat ini
menjadi populer dikalangan
masyarakat umum. Didalam gagasan teori evolusinya yang Darwin
jelaskan dalam bukunya
The On the Origin of Species terdapat
dua pokok gagasan yang Darwin jelaskan dalam
bukunya tersebut. Pertama adalah spesies-spesies yang ada sekarang
ini merupakan
keturunan dari spesies moyangnya. Diedisi pertama bukunya, Darwin
tidak menggunakan
kata evolusi. Darwin menyebutnya modifikasi keturunan (descent
with modifcation). Gagasan
utama yang kedua adalah seleksi alam sebagai mekanisme modifikasi
keturunan (Luthfi dan
Khusnuryani, 2005: 6).
Dari awal kemunculan teori evolusi Darwin telah memunculkan
polemik dari
berbagai kalangan naturalis (ilmuan), akademisi maupun agamawan.
Ketidaksepakatan
terhadap konsep evolusi Darwin diawali oleh Uskup Samuel
Wilberforce pada saat
pertemuan British AssocDarwintion for the Advancement of Scince
(sekarang dikenal sebagai
BA), diadakan di Oxford University Museum pada 1860 (The
Natural History Museum,
2008: 2).
Sebagai kalangan agamawan mengaggap kreasionisme sesuai dengan
ajaran agama.
Karena hal tersebut sudah tersirat atau dinashkan dalam kitab suci
agama samawi. Seperti
halnya Harun Yahya yang merupakan pioner kreasionisme islam yang
tampil didepan dalam
mengkampayekan kreasionisme dari presfektif islam. Harun Yahya dan
penganut
kereasionisme islam mencoba menukil dalil Al-Quraan sebagai sebuah
pijakan untuk
menolak teori evolusi. Seperti surat At Tin 4 dan Al-Baqarah 30:
Kesahihan teori evolusi hingga sampai saat ini masih menjadi
sebuah pembahasan
yang belum menemukan sebuah konklusi. Berbagai klaimpun terjadi
diantara kubu yang
menganggap bahwa pendapat masing-masing yang paling benar.
Terutama dari kalangan
evolusionis (pendukung) ataupun kreasionisme (penentang) dua arus
yang mendominasi
terkait asal usul makhluk hidup.
Akan tetapi ditengah gencarnya kreasionisme islam sebagai bentuk
respon penolakan
terhadap teori evolusi. Ternyata tokoh-tokoh atau intelektual
islam tidak semuanya
sependapat dengan gagasan kreasionisme islam. Dari sekian
tokoh-tokoh islam yang
dijadikan sebagai panutan, ada beberapa yang tak sependapat dengan
gagasan kreasionisme
yang diusung sebagai tokoh islam. Sebagai dari mereka mengambil
jalan moderat dan bahkan
ada yang mendukung teori evolusi.
Tafsir Quraish Sihab tentang mekanisme penciptaan sesuai dengan
pakar tafsir
Syaikh Muhammad Abduh. Abduh juga menyatakan bahwa seandainya
teori Darwin tentang
proses penciptaan manusia dapat dibuktikan kebenarannya secara
ilmiah, maka tidak ada
alasan dari Al-Quran untuk menolaknya. Al-Quran hanya menguraikan
proses pertama,
pertengahan, dan akhir. Apa yang terjadi antara proses pertama dan
pertengahan, serta antara
pertengahan dan akhir, tidak dijelaskannya (Sihab, 2007: 370).
Muhammad Subakir (2012), Sedangkan Ibn Khaldun (1332-1406) menulis
dalam
kitabnya, Kitab Al-'Ibar fi Daiwani Al-Mubtada'i wa Al-Khabar (dalam
mukadimah ke-6
pasal I) sebagai berikut:"Alam binatang meluas sehingga
bermacam-macam golongannya
dan berakhir proses kejadiannnya pada masa manusia yang mempunyai
pikiran dan
pandangan. Manusia meningkat dari alam kera yang hanya mempunyai
kecakapan dan
dapat mengetahui tetapi belum sampai pada tingkat menilik dan
berpikir".
Didalam posisi moderat diwakili oleh Abbas Mahmud Al-Aqqad.
Al-Aqqad
menyatakan bahwa teori belumlah dapat dipastikan kebenarannya.
Karena pendukung teori
tersebut belum dapat menyebutkan satu binatang yang mengalami
evolusi dari jenis yang satu
kejenis yang lain. Akan tetapi, teori evolusi juga dikatakan
mutlak salah, sebab penciptaan
manusia dari tanah tidak mengingkari terjadinya evolusi dari tanah
bukan menjadi tanah
(Khadafi, 2008: 9)
Dari pendapat-pendapat para tokoh tersebut menandakan bahwa
tokoh-tokoh islam
dalam menyikapi teori evolusi tidak semua menolak dan mendukung
teori evolusi. Mereka
mempunyai dasar sendiri yang dijadikan sebagai pijakan untuk
menyatakan argumentasinya.
Sehingga dengan hal tersebut menambah khasanah pengetahuan umat
islam tentang
permasalahan evolusi dan kreasionisme.
Oleh sebab itu, penelitian mengenai teori evolusi Darwin dalam
presfektif tokohtokoh
islam ini berusaha memberikan sebuah referensi bagi masyarakat
umum maupun
masyarakat akademis. Semoga dengan hadirnya penelitian ini
ditengah mereka dapat
dijadikan sebagai pedoman dan rujukan untuk mengkaji teori evolusi
dari berbagai tokohtokoh
islam.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini sepenuhnya adalah riset perpustakaan (library
research)(Surahmad,
1994: 251). Penelitian pustaka merupakan penelitian yang
menelusuri dan menelaah literaturliteratur
dan penelitian yang memfokuskan pada bahan-bahan pustaka.
Metode pengumpulan data yang digunakan adalah metode dokumentasi
yaitu
pengumpulan data dengan melihat dan menyeleksi dokumen-dokumen
yang dibuat oleh
subjek penelitian atau orang lain (Herdiansyah, 2010: 143).
Dokumen-dokumen tersebut
terbagi dalam dua macam sumber data, yaitu sumber data primer dan
sumber data sekunder.
Sumber data primer adalah sumber yang paling dasar (Nazir, 1985:
58), yang
bisa meliputi karya-karya secara langsung dari Charles Darwin.
Diantara karya-karya
pokok yang digunakan adalah The Origin of Spesies dan The
Descent of Man.Sumber data
sekunder yaitu literatur-literatur yang secara tidak langsung
membahas pokok
permasalahan dalam pembahasan ini, tulisan yang memuat sosok
Charles Darwin, baik
itu kepribadian atau pola pemikirannya.
Proses analisis data dimulai dengan menelaah dan mempelajari
seluruh data
yang tersedia dari berbagai sumber, yaitu dari dokumen-dokumen
atau buku-buku
terkait tema penelitian. Langkah berikutnya adalah mereduksi data
dengan melakukan
abstraksi yang konsisten (Sudarto, 2002: 74). Setelah itu analisis
data menggunakan
metode-metode sebagai berikut. a. Interpretasi, yaitu memahami
pemikiran tokoh yang
diteliti untuk mengungkap maksud dari tokoh, kemudian
diketengahkan dengan pendapat
tokoh lain yang sama sesuai dengan tema yang sama sebagai sebuah
perbandingan.
Interpretasi dalam penelitian ini, berupa pengamatan data yang
dipilih dan dipilah
bagian-bagian pokok yang menyangkut pandangan tokoh atas tema
dikemukakan
(Bakker dan Zubair, 1990: 42). b. Koherensi Intern, agar dapat
memberikan interpretasi
dari pemikiran tokoh tersebut, konsep-konsep dan aspek-aspek
pemikirannya dilihat
menurut keselarasan satu sama lain. Keselarasan ini disandarkan
pendapat tokoh lain,
terhadap tema dan pemikiran yang dikemukakan tokoh (Bakker dan
Zubair, 1990: 45). c.
Deskripsi, yaitu dengan mengurai secara teratur uraian konsep
tokoh (Sudarto, 2002:
100). Pengolahan data secara deskriptif dalam penelitian ini
mengarah kepada
penjabaran tekstual dan kontekstual dari pandangan awal yang
terbangun dari
pemikiran tokoh. Analisis tekstual berpijak pada tulisan-tulisan
karya tokoh, sedangkan
kontekstualisasi, berjalan seiring dinamika reflektif kolaboratif
dengan perjalanan realitas
kehidupan tokoh (Bakker dan Zubair, 1990: 55).
HASIL PENEILITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Pandangan Darwin atas Asal Usul Makhluk Hidup
1. Seluruh Makhluk Hidup Berasal dari Nenek Moyang yang Sama
Darwin (2007: 151) menyatakan bahwa spesies-spesies yang serumpun
ini adalah
keturunan dari satu induk yang sama; dan selama proses modifikasi,
masing-masing
telah menyesuaikan kondisi dengan kondisi-kondisi kehidupan dimana
Darwin hidup,
dan telah mengantikan atau mempunahkan bentuk induknya yang asli
berikut semua
varietas transisi antara keadaan dulu dan sekarang.
Pendapatnya tentang asal usul makhluk hidup berasal dari produk
makhluk hidup
sebelumnya, merupakan hasil penyimpulan dari penelitian selama
lima tahun saat
melakukan pelayaran ke penjuru Amerika Selatan. Darwin menyoroti
tentang
keanekaragaman yang terjadi didalam perjalannanya tersebut.
Perbedaan-perbedaan
individual atau varibialitas spesies ini biasanya oleh peneliti
dinggap sebagai bagian
yang kurang penting. Namun Darwin mempunyai pandangan dan
keyakinan yang
berbeda dengan peneliti lainnya. Hal tersebut dinisbahkan dalam
bukunya “saya
dapat menunjukkan suatu daftar fakta yang panjang bahwa
bagian-bagian pun harus
dianggap penting, ataukah ditinjau dari sudut pandang fisologis
ataupun dari sudut
pandang klasifikasi, kadang-kadang berubah dalam individu-individu
spesies yang
sama” (Darwin, 2007: 35)
Pernyataan Darwin tersebut didasarkan pada beberapa penemuan-penemuannya.
Salah satu penemuan yang melandasi pernyataannya tersebut ialah
tentang perbedaan
paruh pada burung Finch dikepulauan Galapagos maupun
keanekaragaman jenis
burung merpati piaraan. Selain atas penemuan-penemuan yang Darwin
dapatkan,
pendapatnya tersebut juga Darwin dasarkan pada penelitian Wallace
lakukan di
kepulauan melayu. Wallace mengamati perubahan yang terjadi pada
kupu-kupu
betina dipulau-pulau tersebut. Uraian observasi yang disampaikan
oleh Firtz Muller
tentang perubahan bentuk pejantan Crustacea di Brasil yang
bertahap dua bentuk
yang berbeda (Darwin, 2007: 36).
B. Pandangan Darwin Tentang Mekanisme Evolusi melalui Seleksi Alam
Menurut Darwin (2007: 75), dari kesemua individu yang benar-benar
bertahan
hidup, yakni individu-individu teradaptasi paling baik, seandainya
terjadi perubahan
kearah yang menguntungkan, cendrung akan memperbanyak jenisnya
dalam jumlah
lebih besar dibandingkan individu-individu yang kurang
teradaptasi. Pendorong
evolusi menuju organisme yang kompleks adalah ketidakseimbangan,
entah
kelebihan, entah kekurangan dalam pertukaran zat (Dahler, 2011:
59).
Dari perubahan yang terjadi atau kemunculan suatu spesies sudah
menjadi barang
tentu disebabkan oleh sesuatu hal yang mendorong terjadinya
peristiwa tersebut.
Tidak mungkin suatu peristiwa atau kejadian muncul dengan
sendirinya tanpa
dipengaharui sebab-akibat yang selalu mengiringinya. Sebagai umat
manusia percaya
bahwa manusia merupakan hasil dari sebuah penciptaan kreatif dari
Tuhan terutama
golongan agamawan. Akan tetapi hingga sampai saat ini para saintis
belum mampu
menjelaskan secara rinci bagaimana mekanisme penciptaan makhluk
hidup dialam
semesta ini. Selain itu juga Tuhan tak menjelaskan secara detail
proses penciptaan
semua makhluk hidup diialam semesta ini dalam kitab sucinya.
Darwin meletakkan dasar pemikirannya tentang seleksi alam dalam
dapat
menopang terjadinya sebuah evolusi tergantung pada; 1) Variasi
pada tumbuhan dan
hewan merupakan suatu variasi karateristik yang muncul dalam
penampakan
fenotip organisasi tersebut. 2) Rasio pertambahan terjadi secara
geometrik, yaitu
jumlah setiap spesies relatif tetap. Hal ini terjadi karena banyak
individu yang
tersingkir oleh predator, perubahan iklim dan proses persaingan.
3) Struggle for
existance (usaha yang keras untuk
bertahan) merupakan suatu usaha individu
organisme untuk bertahan hidup. Individu dengan variasi yang tidak
sesuai untuk
kondisi-kondisi yang umum di alam, akan tersingkir. Adapun
individu-individu
dengan variasi yang menguntungkan dapat melanjutkan kehidupannya
dan
memperbanyak diri dengan berproduksi. 4) The survival of
fittest, ketahanan
didapat dari organisme yang memiliki kualitas paling sesuai dengan
lingkungan.
Individu-individu yang dapat hidup akan mewariskan variasi-variasi
tersebut
kepada generasi berikutnya (Henuhili dkk, 2012: 9-10).
1. Pandangan Darwin Tentang Petunjuk atau Fakta Adanya Evolusi
Didalam menjelaskan adanya evolusi yang terjadi pada makhluk
hidup,
Darwin memberikan fakta yang dijadikan sebagai petunjuk teori
evolusinya. Teori
evolusi Darwin didasarkan pada 5 (lima) fakta sebagai petunjuk
teori evolusinya.
Adapun fakta yang Darwin gunakan sebagai petunjuk Darwinlah; 1)
adanya
embriologi komparative, 2) adanya pengaruh penyebaran geografi
(Domestifikasi), 3)
adanya alat tubuh yang tersisa (Rudimeter), 4) adanya anatomi
komparative dan 5)
adanya fosil makhluk hidup (palaentologi).
C. Pandangan Tokoh Islam Terhadap Teori Evolusi Darwin
1. Peta Pemikiran Tokoh-Tokoh Islam Terhadap Teori Evolusi Darwin
Beragam respon yang bermunculan ditengah-tengah masyarakat islam
dalam
menyikapi teori evolusi. Respon yang terjadi dikalangan umat islam
sendiri juga
dipengaharui oleh basis pengetahuan yang didapatkan.
Diantara tanggapan yang muncul ditengah masyarakat islam saat ini
dalam
menyikapi teori evolusi, dapat diklasifikasikan menjadi beberapa
golongan.
Menurut Abdul Majid dalam artikelnya yang berjudul “The Muslim Respons
to
Evolution” Darwin mengklasifikasikan menjadi tiga kelompok. (1) kelompok
“literalis” yang melihat evolusi sepenuhnya bertentangan dan tidak
sejalan dengan
ajaran islam; (2) kaum “modernis” yang menyerukan penerimaan total
terhadap
evolusi; (3) kelompok “moderat” yang melihat sebagai tidak
keseluruhan aspek
teori bisa diterima oleh islam (Guessoum, 2011 :518).
2. Pemikiran Tokoh-Tokoh Islam Tentang Teori Evolusi Darwin
Menurut Al-
Quran
a. Argumentasi Pendukung Teori Evolusi
Para penganut evolusi meyakini bahwa mekanisme penciptaan makhluk
hidup tidak diciptakan secara serentak dalam satu waktu oleh
Allah. Akan
tetapi mereka meyakini bahwa Allah selaku pemegang otoritatas
tertinggi
dalam menciptakan makhluk hidup mengunakan mekanisme penciptaan
secara
gradual. Walaupun dengan segala daya yang dimiliki-Nya tidak
menutup
kemungkinan Darwin mampu menciptakan dalam waktu sekejap. Seperti
yang
sering kita simak dari cendekiawan islam dalam mendasari
argumennya
tentang evolusi alam semesta.
b. Argumentasi Penentang Teori Evolusi
Respon penolakan teori evolusi dikalangan umat islam telah hadir
sejak
tahun 1876 bersamaan dengan kehadiraan Napoleon yang membawa
modernitas barat. Namun penolakan terhadap teori evolusi mulai
gencar
dikampayekan pada beberapa dasawarsa ini. Pertama kali penolakan
terhadap
teori evolusi dikumandangkan oleh Jamaludin Al-Afghani melalui
karyanya
Refutation Of The Materialists (1881).
Didalam bukunya tersebut Al-Afghani
mengkritik pandangan Darwin maupun para Darwinisme tentang teori
evolusi.
al-Afghani menyatakan, sudah tulikah Darwin sehingga tidak
mendengar fakta
bahwa orang arab dan yahudi beberapa ratus tahun lamanya telah
mempraktekkan khitan, dan sampai sekarang tak seorang pun dari
mereka
yang terlahir dalam keadaan sudah dikhitan (Guessoum, 2011:
514-515).
c. Argumentasi Moderat
Berbeda dengan dua arus respon tokoh-tokoh islam terhadap evolusi
seperti
Darwintas. Kelompok ini cendrung lebih moderat dalam menyikapi
teori
evolusi. Seperti tanggapan Muhammad Abduh dalam menyikapi polemik
dari
evolusi. Menurut beliau seandainya teori Darwin tentang proses
penciptaan
manusia dapat dibuktikan kebenarannya secara ilmiah, maka tidak
ada alasan
dari Al-Quran untuk menolaknya. Al-Quran hanya menguraikan proses
pertama, pertengahan, dan akhir. Apa yang terjadi antara proses
pertama dan
pertengahan, serta antara pertengahan dan akhir, tidak dijelaskannya
(Sihab,
2007: 370).
3. Implikasi Teori Evolusi Darwin Dalam Kehidupan Manusia
Pertama, ketika ditinjau dari
wilayah Ilmu Pengetahuan. Sejauh mana
implikasi teori evolusi Darwin dalam mempengaharui dunia sains.
Bagi saintis
teori evolusi Darwin mempunyai andil yang cukup besar dalam
mempengaharui dunia sains modern saat ini. Terutama dalam menjadi
pemantik bagi saintis dari cabang ilmu biologi dalam menguak
fenomena alam
yang belum mampu diangkat oleh mereka.
Menurut Pervez Hoodbhoy sebagaimana yang dikutip oleh Mohamad
Solikin (2008:32), mengkategorikan umat Islam dalam tiga kelompok
yaitu
restorasionis, rekonstruksionis, dan pragmatis. Pertama kelompok
penolak
(restorasionis)
Kedua, pengaruh terhadap
kemaslahatan sosial (sosial-politik). Hadirnya
The Origin of Spesies ditenggah
masyarakat pada tahun 1859 begitu terasa
sekali dampaknya. Hal ini dapat kita lihat dari buku pertamanya
yang telah
memberikan inspirasi dalam melahirkan paham atau isme-isme dari
barat
(marxisme, sosialisme marxis, komunisme leninisme).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan pembahasan dalam penelitian ini, maka dapat
diperoleh
kesimpulan:
1. Asal usul makhluk hidup menurut konsep Darwin bahwa makhluk
hidup (spesies)
pada saat ini berasal dari hasil keturunan nenek moyangnya.
2. Seleksi alam merupakan penopang utama terjadinya mekanisme
modifikasi
keturunan, walaupun Darwin melihat ada mekanisme yang lain selain
seleksi
alam dalam mekanisme evolusi
3. Respon umat islam dalam menyikapi teori evolusi Darwin diwakili
oleh
pendapat-pendapat ulama, cendekiawan maupun ilmuan islam, sehingga
gagasan
mereka merupakan representasi dari respon umat islam terhadap
teori evolusi
Darwin.
SARAN
Setelah melakukan penelitian yang telah dibuat maka dirasa perlu
maka perlu
memberikan saran-saran yang berhubungan dengan penelitian ini.
Saran diperlukan
sebagai refleksi bersama bagi para peneliti selanjutnya yang
sejenis.
1. Proses penelitian ini terkendala minimnya referensi yang
menyangkut teori
evolusi Darwin maupun teori evolusi sintesa modern di perpustakaan
UMS
maupun di Indonesia, sehingga hal tersebut membuat penelitian ini
kurang begitu
mendalam dan komperhensif.
2. Perlunya adanya penelitian lebih lanjut tentang respon islam
terhadap teori
evolusi sintesa modern yang ditinjau dari berbagai prespektif atau
disiplin
keilmuan.
DAFTAR PUSTAKA
Darwin, Charles. 2007. The Origin of Spesies, (terj): Tim
Pusat Penerjemah Universitas
Nasional, Jakarta: Yayasan Obor IndonesDarwin.
Dahler, Franz. 2011. Teori Evolusi: Asal dan Tujuan Manusia.
Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Henuhili, Victoria, Siti Mariyam, Sudjoko, Tutiek Rahayu. 2012. Evolusi.
Diktat Kuliah.
Yogyakarta. Jurusan Pendidikan Biologi Fakultas Pendidikan
Matematika dan Ilmu
Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta.
Herdiansyah, Haris. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif.
Jakarta: Salemba.
Humanika. Nazir, Moh. 1985. Metode Penelitian, Jakarta:
Ghalian Indonesia.
Guessoum, Nidhal. 2011. Islam dan Sains Modern: Bagaimana
Mempertautkan Islam dan
Sains Modern. Bandung: Mizan.
Khadafi, Mohammad. 2008. Kritik dan Pandangan Harun Yahya
Terhadap Teori Evolusi
Manusia (Evolusionisme).
Yogyakarta: Fakultas Ushuluddin UIN Sunan Kalijaga.
Luthfi, M. J. dan A. Khusnuryani. 2005. “Agama dan Evolusi:
Konflik atau Kompromi”
dalam jurnal Kaunia Vol. 1 No. 1 2005.
Shihab, M. Quraish. 2013. Wawasan Alquran: Tafsir Tematik atas
Pelbagai Persoalan Umat.
Bandung: Mizan.
Solikin, Mohamad. 2008. Integrasi Ilmu dan Agama Menurut Isma’il
Raji Al-Faruqi dan
Kuntowijoyo. Skripsi. Surakarta.
Jurusan Ushuluddin FAI Universitas
Mmuhammadiyah Surakarta.
Subakir, Muhammad. 2012. Teori Darwin dalam Prespektif Al-Quran.
www.mbahbakir.blogspot.com.
Darwinkses 13 Agustus 2014, 20:45.
Sudarto. 2002. Metodologi Penelitian Filsafat. Jakarta: PT
Raja Grafindo Persada Surahman,
Winarno. 1994. Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung.
Rarito.
The Natural History Museum. 2008. Timeline of Charles
Darwin’s life. London
DI DOWNLOAD DARI :
http://eprints.ums.ac.id/37112/38/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf
http://eprints.ums.ac.id/37112/38/NASKAH%20PUBLIKASI.pdf